BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Demam merupakan
tanda utama penyakit yang paling tua dan paling umum diketahui serta paling
sering terjadi di masyarakat.Demam adalah dimana suhu tubuh menjadi meningkat,
namun masih dapat dikontrol dan mulai menimbulkan ketidaknyamanan fisik saat
mencapai 39,5°C. Pertahanan tubuh manusia akan bekerja baik pada temperatur
demam, dibandingkan dengan suhu normal. Demam juga akan memicu pertambahan
jumlah leukosit, sehingga pertahanan tubuh untuk melawan mikroorganisme akan
optimal pada saat tubuh demam.
Pada bab ini
akan dibahas banyak tentang demam sebagai tanda awal suatu penyakit yang
mempunyai beberapa peranan dalam tubuh manusia.
C. Tujuan Penulisan
1.
Mengetahui pengertian demam
2.
Untuk mengetahui tentang Etiologi demam dan Patofisiologi
Demam
3.
Untuk mengetahuia Pemeriksaan Penunjangan
4.
Mengetauhi Penatalaksanaan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Demam
Demam
(fever, febris) adalah kenaikan suhu tubuh di atas variasi sirkadian
yang normal sebagai akibat dari perubahan pusat termoregulasi yang terletak
dalam hipotalamus anterior. Suhu tubuh normal dapat dipertahankan, ada
perubahan suhulingkungan, karena adanya kemampuan pada pusat termoregulasi
untuk mengatur keseimbangan antara panas yang diproduksi oleh jaringan,
khususnya oleh otot dan hati, dengan panas yang hilang terjadi peningkatan suhu
dalam tubuh. Suhu oral normal adalah 35,8°C-37,3°C (96,5°- 99,2°F). Suhu rektal
lebih tinggi sekitar 0,3–0,5°C (0,5°-1°F).
Tipe
demam yang mungkin kita jumpai antara lain :
1. Demam septik
Suhu
badan berangsur naik ketingkat yang tinggi sekali pada malam hari dan turun
kembali ketingkat diatas normal pada pagi hari. Sering disertai keluhan
menggigil dan berkeringat. Bila demam yang tinggi tersebut turun ketingkat yang
normal dinamakan juga demam hektik.
2. Demam remiten
Suhu
badan dapat turun setiap hari tetapi tidak pernah mencapai suhu badan normal.
Penyebab suhu yang mungkin tercatat dapat mencapai dua derajat dan tidak
sebesar perbedaan suhu yang dicatat demam septik.
3. Demam intermiten
Suhu
badan turun ketingkat yang normal selama beberapa jam dalam satu hari. Bila
demam seperti ini terjadi dalam dua hari sekali disebut tersiana dan bila
terjadi dua hari terbebas demam diantara dua serangan demam disebut kuartana.
4. Demam kontinyu
Variasi
suhu sepanjang hari tidak berbeda lebih dari satu derajat. Pada tingkat demam
yang terus menerus tinggi sekali disebut hiperpireksia.
5. Demam siklik
Terjadi
kenaikan suhu badan selama beberapa hari yang diikuti oleh beberapa periode
bebas demam untuk beberapa hari yang kemudian diikuti oleh kenaikan suhu
seperti semula.
Suatu
tipe demam kadang-kadang dikaitkan dengan suatu penyakit tertentu misalnya tipe
demam intermiten untuk malaria. Seorang pasien dengan keluhan demam mungkin
dapat dihubungkan segera dengan suatu sebab yang jelas seperti : abses,
pneumonia, infeksi saluran kencing, malaria, tetapi kadang sama sekali tidak
dapat dihubungkan segera dengan suatu sebab yang jelas. Dalam praktek 90% dari
para pasien dengan demam yang baru saja dialami, pada dasarnya merupakan suatu
penyakit yang self-limiting seperti influensa atau penyakit virus sejenis
lainnya. Namun hal ini tidak berarti kita tidak harus tetap waspada terhadap
infeksi bakterial.
B. Etiologi Demam
Demam terjadi
bila pembentukan panas melebihi pengeluaran. Demam dapat berhubungan dengan
infeksi, penyakit kolagen, keganasan, penyakit metabolik maupun penyakit lain.
(Julia, 2000).Menurut Guyton (1990) demam dapat disebabkan karena kelainan
dalam otak sendiri atau zat toksik yang mempengaruhi pusat pengaturan suhu,
penyakit-penyakit bakteri, tumor otak atau dehidrasi.
Penyebab demam
selain infeksi juga dapat disebabkan oleh keadaan toksemia, keganasan atau
reaksi terhadap pemakaian obat, juga pada gangguan pusat regulasi suhu sentral
(misalnya: perdarahan otak, koma). Pada dasarnya untuk mencapai ketepatan
diagnosis penyebab demam diperlukan antara lain: ketelitian penggambilan
riwayat penyakit pasien, pelaksanaan pemeriksaan fisik, observasi perjalanan
penyakit dan evaluasi pemeriksaan laboratorium.serta penunjang lain secara
tepat dan holistik.
Beberapa hal
khusus perlu diperhatikan pada demam adalah cara timbul demam, lama demam,
tinggi demam serta keluhan dan gejala lian yang menyertai demam.
Demam belum
terdiagnosa adalah suatu keadaan dimana seorang pasien mengalami demam terus
menerus selama 3 minggu dan suhu badan diatas 38,3 derajat celcius dan tetap
belum didapat penyebabnya walaupun telah diteliti selama satu minggu secara
intensif dengan menggunakan sarana laboratorium dan penunjang medis lainnya.
C. Patofisiologi Demam
Demam terjadi
sebagai respon tubuh terhadap peningkatan set point, tetapi ada peningkatan
suhu tubuh karena pembentukan panas berlebihan tetapi tidak disertai
peningkatan set point(Julia, 2000).Demam adalah sebagai mekanisme pertahanan
tubuh (respon imun) anak terhadap infeksi atau zatasing yang masuk ke dalam
tubuhnya. Bila ada infeksi atau zat asing masuk ke tubuh akan merangsang sistem
pertahanan tubuh dengan dilepaskannya pirogen. Pirogen adalah zat penyebab
demam, ada yang berasal dari dalam tubuh (pirogen endogen) dan luar tubuh
(pirogen eksogen) yang bisa berasal dari infeksi oleh mikroorganisme atau
merupakan reaksi imunologik terhadap benda asing (non infeksi). Pirogen
selanjutnya membawa pesan melalui alat penerima (reseptor) yang terdapat pada
tubuh untuk disampaikan ke pusat pengatur panas di hipotalamus.
Dalam
hipotalamus pirogen ini akan dirangsang pelepasan asam arakidonat serta
mengakibatkan peningkatan produksi prostaglandin (PGEZ). Ini akan menimbulkan
reaksi menaikkan suhu tubuh dengan cara menyempitkan pembuluh darah tepi dan
menghambat sekresi kelenjar keringat. Pengeluaran panas menurun, terjadilah
ketidakseimbangan pembentukan dan pengeluaran panas.Inilah yang menimbulkan
demam pada anak. Suhu yang tinggi ini akanmerangsang aktivitas “tentara” tubuh
(sel makrofag dan sel limfosit T) untuk memerangi zat asing tersebut dengan
meningkatkan proteolisis yang menghasilkan asam amino yang berperan dalam
pembentukan antibodi atau sistem kekebalan tubuh. (Sinarty, 2003).
Sedangkan
sifat-sifat demam dapatberupa menggigil atau krisis/flush.
Menggigil.Bila pengaturan termostat dengan mendadak diubah dari tingkat normal ke nilai yang lebih tinggi dari normal sebagai akibat dari kerusakan jaringan,zat pirogen atau dehidrasi. Suhu tubuh biasanya memerlukan beberapa jam untuk mencapai suhu baru.Krisis/flush.Bila faktor yang menyebabkan suhu tinggi dengan mendadak disingkirkan, termostat hipotalamus dengan mendadak berada pada nilai rendah, mungkin malahan kembali ke tingkat normal.(Guyton, 1999).
Menggigil.Bila pengaturan termostat dengan mendadak diubah dari tingkat normal ke nilai yang lebih tinggi dari normal sebagai akibat dari kerusakan jaringan,zat pirogen atau dehidrasi. Suhu tubuh biasanya memerlukan beberapa jam untuk mencapai suhu baru.Krisis/flush.Bila faktor yang menyebabkan suhu tinggi dengan mendadak disingkirkan, termostat hipotalamus dengan mendadak berada pada nilai rendah, mungkin malahan kembali ke tingkat normal.(Guyton, 1999).
D. Manifestasi Klinis/ Gejala
Tanda dan gejala
demam antara lain :
1.
Anak rewel (suhu lebih tinggi dari 37,8 C – 40
C)
2.
Kulit kemerahan
3.
Hangat pada sentuhan
4.
Peningkatan frekuensi pernapasan
5.
Menggigil
6.
Dehidrasi
7.
Kehilangan nafsu makan
Banyak gejala
yang menyertai demam termasuk gejala nyeri punggung, anoreksia dan somlolen.
Batasan mayornya yaitu suhu tubuh lebih tinggi dari 37,5 ºC-40ºC, kulit hangat,
takichardi, sedangkan batasan karakteristik minor yang muncul yaitu kulit
kemerahan, peningkatan kedalaman pernapasan, menggigil/merinding perasaan
hangat dan dingin, nyeri dan sakit yang spesifik atau umum (misal: sakit kepala
verigo), keletihan, kelemahan, dan berkeringat (Isselbacher. 1999, Carpenito.
2000).
E. Pemeriksaan Penunjangan
Demam merupakan
kondisi dimana suhu tubuh tinggi yang abnormal dan biasanya diikuti dengan
gejala sakit kepala, badan menggigil, sakit otot, badan lemah, bahkan membuat
penderita mengigau dan kejang. Untuk mengukur suhu tubuh, biasanya digunakan
thermometer, dengan cara meletakkan thermometer pada lipatan ketiak. Selain
itu, pengukuran juga bisa dengan cara meletakkan di dalam mulut, anus, dan
vagina. Namun, pengukuran yang terbaik adalah di anus karena posisinya paling
dekat dengan pusat tubuh dan tidak terlalu banyak faktor pengacau. Perlu
diingat bahwa suhu normal pada tubuh kita yang bisa diukur melalui mulut pada
pagi hari adalah 36,70 (360 – 37,40C).
Orang bisa
dikatakan mengalami demam tinggi, apabila suhu tubuhnya mencapai 39-41,10C.
Pada kondisi tertentu, biasanya Dokter menyarankan adanya pemeriksaan penujang
pada demam, yakni berupa pemeriksaan laboratorium. Namun, tidak semua orang
yang mengalami demam pada setiap waktu memerlukan pemeriksaan darah di
laboratorium. Sebenarnya, demam bukanlah hal yang perlu dikhawatirkan karena
demam sendiri merupakan mekanisme pertahanan tubuh terhadap infeksi atau
masuknya zat asing ke dalam tubuh. Namun, orang yang mengalami demam tinggi
harus waspada dengan adanya penyakit yang menyerang tubuh. Oleh karena itu,
dengan lebih cepat mengetahui penyebab demam, maka akan sangat membantu
menentukan pengobatan bagi penderita.
Beberapa
penyakit yang berkaitan dengan demam adalah demam berdarah, tyfus, malaria, dan
beberapa penyakit infeksi lain seperti hepatitis, infeksi pada ginjal/saluran urine.
Semua penyakit tersebut biasanya yang merupakan penyakit yang memiliki gejala
awal demam tinggi.
Apabila
pemeriksaan pada penderita mengarah pada gejala penyakit tersebut, biasanya
dokter akan menyarankan pemeriksaan penunjang pada demam, sebagai berikut :
1.
Pada penderita demam berdarah, biasanya
dilakukan pemeriksaan laboratorium meliputi Hematologi Rutin, Anti Dengue IgG
& IgM.
2.
Pada peyakit Tyfus biasanya dilakukan
pemeriksaan laboratorium meliputi Hematologi Rutin, Widal, Salmonella typhi
IgM, Gall Kultur.
3.
Pada penyakit Malaria, biasanya dilakukan
pemeriksaan laboratorium meliputi pemeriksaan malaria.
4.
Penderita Hepatitis biasanya dilakukan
pemeriksaan laboratorium meliputi GOT, GPT, penanda virus hepatitis, dan
lain-lain.
F. Penatalaksanaan
1.
Secara Fisik
Mengawasi
kondisi klien dengan : Pengukuran suhu secara berkala setiap 4-6 jam.
Perhatikan apakah anak tidur gelisah, sering terkejut, atau mengigau.Perhatikan
pula apakah mata anak cenderung melirik ke atas atau apakah anak mengalami
kejang-kejang. Demam yang disertai kejang yang terlalu lama akan berbahaya bagi
perkembangan otak, karena oksigen tidak mampu mencapai otak. Terputusnya suplai
oksigen ke otak akan berakibat rusaknya sel-sel otak. Dalam keadaan demikian,
cacat seumur hidup dapat terjadi berupa rusaknya fungsi intelektual tertentu.
a.
Bukalah pakaian dan selimut yang berlebihan
b.
Memperhatikan aliran udara di dalam ruangan
c.
Jalan nafas harus terbuka untuk mencegah
terputusnya suplai oksigen ke otak yang akan berakibat rusaknya sel – sel otak.
d.
Berikan cairan melalui mulut, minum sebanyak
–banyaknyaMinuman yang diberikan dapat berupa air putih, susu (anak diare
menyesuaikan), air buah atau air teh. Tujuannnya adalah agar cairan tubuh yang
menguap akibat naiknya suhu tubuh memperoleh gantinya.
e.
Tidur yang cukup agar metabolisme berkurang
f.
Kompres dengan air biasa pada dahi, ketiak,lipat
paha. Tujuannya untuk menurunkan suhu tubuh dipermukaan tubuh anak. Turunnya
suhu tubuh dipermukaan tubuh ini dapat terjadi karena panas tubuh digunakan
untuk menguapkan air pada kain kompres. Jangan menggunakan air es karena justru
akan membuat pembuluh darah menyempit dan panas tidak dapat keluar. Menggunakan
alkohol dapat menyebabkan iritasi dan intoksikasi (keracunan).
g.
Saat ini yang lazim digunakan adalah dengan kompres
hangat suam-suam kuku. Kompres air hangat atau suam-suam kuku maka suhu di luar
terasa hangat dan tubuh akan menginterpretasikan bahwa suhu diluar cukup panas.
Dengan demikian tubuh akan menurunkan kontrol pengatur suhu di otak supaya
tidak meningkatkan pengatur suhu tubuh lagi. Di samping itu lingkungan luar
yang hangat akan membuat pembuluh darah tepi di kulit melebar atau mengalami
vasodilatasi, juga akan membuat pori-pori kulit terbuka sehingga akan
mempermudah pengeluaran panas dari tubuh.
2.
Obat-obatan Antipiretik
Antipiretik
bekerja secara sentral menurunkan suhu di pusat pengatur suhu di hipotalamus.
Antipiretik berguna untuk mencegah pembentukan prostaglandin dengan jalan
menghambat enzim cyclooxygenase sehinga set point hipotalamus direndahkan kembali
menjadi normal yang mana diperintah memproduksi panas diatas normal dan
mengurangi pengeluaran panas tidak ada lagi. Petunjuk pemberian antipiretik:
a.
Bayi 6 – 12 bulan : ½ – 1 sendok the sirup
parasetamol
b.
Anak 1 – 6 tahun : ¼ – ½ parasetamol 500 mg atau
1 – 1 ½ sendokteh sirup parasetamol
c.
Anak 6 – 12 tahun : ½ 1 tablet parasetamol 5oo
mg atau 2 sendok the sirup parasetamol.
Tablet
parasetamol dapat diberikan dengan digerus lalu dilarutkan dengan air atau teh
manis. Obat penurun panas in diberikan 3 kali sehari.Gunakan sendok takaran
obat dengan ukuran 5 ml setiap sendoknya.
Pemberian obat
antipiretik merupakan pilihan pertama dalam menurunkan demam dan sangat berguna
khususnya pada pasien berisiko, yaitu anak dengan kelainan kardiopulmonal
kronis kelainan metabolik, penyakit neurologis dan pada anak yang berisiko
kejang demam.Obat-obat anti inflamasi, analgetik dan antipiretik terdiri dari
golongan yang bermacam-macam dan sering berbeda dalam susunan kimianya tetapi
mempunyai kesamaan dalam efek pengobatannya. Tujuannya menurunkan set point
hipotalamus melalui pencegahan pembentukan prostaglandin dengan jalan
menghambat enzim cyclooxygenase. Asetaminofen merupakan derivat para
-aminofenol yang bekerja menekan pembentukan prostaglandin yang disintesis dalam
susunan saraf pusat. Dosis terapeutik antara 10-15 mgr/kgBB/kali tiap 4 jam
maksimal 5 kali sehari. Dosis maksimal 90 mgr/kbBB/hari Pada umumnya dosis ini
dapat d itoleransi dengan baik.Dosis besar jangka lama dapat menyebabkan
intoksikasi dan kerusakkan hepar.Pemberiannya dapat secara per oral maupun
rektal.Turunan asam propionat seperti ibuprofen juga bekerja meneka n
pembentukan prostaglandin.Obat ini bersifat antipiretik, analgetik dan
antiinflamasi.Efek samping yang timbul berupa mual, perut kembung dan
perdarahan, tetapi lebih jarang dibandingkan aspirin.Efek samping hematologis
yang berat meliputi agranulositosis dan anemia aplastik.Efek terhadap ginjal
berupa gagal ginjal akut (terutama bila dikombinasikan dengan
asetaminopen).Dosis terapeutik yaitu 5-10 mgr/kgBB/kali tiap 6 sampai 8 jam. Metamizole
(antalgin) bekerja menekan pembentukkan prostaglandin. Mempunyai efek
antipiretik, analgetik da n antiinflamasi. Efek samping pemberiannya berupa
agranulositosis, anemia aplast ik dan perdara han saluran cerna. Dosis terap
eutik 10 mgr/kgBB/kali tiap 6 -8 jam dan tidak dianjurkan unt uk anak kurang
dari 6 bulan.Pemberiannya secara per oral, intramuskular atau intravena. Asam
mefenamat suatu obat gol ongan fenamat. Khasiat analgetiknya lebih kuat
dibandingkan sebagai antipiretik. Efek sampingnya berupa dispepsia dan anemia
hemolitik. Dosis pemberiannya 20 mgr/kgBB/hari dibagi 3 dosis. Pemberiannya
secara per oral dan tidak boleh diberikan anak usia kurang dari 6 bulan.
DAFTAR PUSTAKA
http://riezkhyamalia.wordpress.com/2013/11/27/laporan-pendahuluan-demam-febris/
http://artikelkesehatananak.com/pemeriksaan-penunjang-pada-demam.html
http://thousands-fortuna.blogspot.com/2011/06/demam.html
No comments:
Post a Comment