06 September 2017

makalah DURHAKA KPD 2 ORANG TUA



BAB I
PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang.
Islam telah mensyariatkan bahwa orang tua memiliki porsi tertinggi untuk diberikan pelayanan oleh seorang anak. Oleh karena itu, membuat kedua orang tua menangis adalah salah satu larangan yang harus dijauhi.
Defenisi durhaka adalah menyakiti (mengganggu) kedua orangtua dengan jenis gangguan apa saja, baik tingkatan gangguan tersebut rendah atau tinggi, mereka melarang gangguan itu atau tidak, atau sang anak menyelisihi perintah mereka berdua atau larangan mereka berdua dengan syarat (perintah atau larangan mereka) bukanlah kemaksiatan.
Durhaka kepada orang tua memiliki dampak dan akibat yang luar bisa dalam kehidupan di dunia, saat sakratul maut, di alam Barzakh, dan di akhirat.
Ibu bapak merupakan sebab lahirnya kita di dunia ini. Oleh karena itu, perhatikanlah bahwa Allah telah menunjukkan besarnya hak orang tua dengan menggandengkan antara perintah untuk berbuat baik kepada keduanya dengan perintah untuk bertauhid kepada-Nya.

B.     Tujuan
1.      Untuk mengetahui tentang pengertian durhaka kepada orang tua
2.      Hadits dan Al-Quran Yang Mencakup Tentang Durhaka Kepada Kedua Orang Tua
3.      Untuk mengetahui Hukuman  Bagi Orang Yang Durhaka Kepada Orang Tuanya.
4.      Untuk mengetahui tentang Sebab-sebab Anak Durhaka Dan Cara Mengatasinya dan  Kisah Nyata Tentang Anak Yang Durhaka Kepada Orang Tuanya.
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Durhaka
Bakti (dalam bahasa arab disebut birrun) adalah kata yang mencakup kebaikan dunia dan akhirat. Berbakti kepada kedua orang adalah berbuat baik kepada mereka memenuhi hak-hak mereka dan menaati mereka dalam hal-hal yang mubah, bukan hal-hal yang wajib atau maksiat.
Adapun lawan kata bakti adalah durhaka. Durhaka kepada orang tua adalah berbuat buruk kepada mereka dan menyia-nyiakan hak mereka. Secara bahasa, kata al -‘uquuq (durhaka) berasal dari kata al-‘aqqu yang berarti al-qath’u (memutus, merobek, memotong, membelah). Adapun menurut syara’ adalah setiap perbuatan atau ucapan anak yang menyakiti kedua orang tuanya.
Diantara bentuk durhaka adalah :
  1. Menimbulkan gangguan terhadap orang tua baik berupa perkataan (ucapan) ataupun perbuatan yang membuat orang tua sedih dan sakit hati.
  2. Berkata ‘ah’ dan tidak memenuhi panggilan orang tua.
  3. Membentak atau menghardik orang tua.
  4. Bakhil, tidak mengurusi orang tuanya bahkan lebih mementingkan yang lain dari pada mengurusi orang tuanya padahal orang tuanya sangat membutuhkan. Seandainya memberi nafkah pun, dilakukan dengan penuh perhitungan.
  5. Merendahkan orang tua, mengatakan bodoh, ‘kolot’ dan lain-lain.
  6. Menyuruh orang tua, misalnya menyapu, mencuci atau menyiapkan makanan. Pekerjaan tersebut sangat tidak pantas bagi orang tua, terutama jika mereka sudah tua atau lemah. Tetapi jika ‘Si Ibu” melakukan pekerjaan tersebut dengan kemauannya sendiri maka tidak mengapa dan karena itu anak harus berterima kasih.
  7. Menyebut kejelekan orang tua di hadapan orang banyak atau mencemarkan nama baik orang tua.
  8. Mendahulukan taat kepada istri dari pada orang tua. Bahkan ada sebagian orang dengan teganya mengusir ibunya demi menuruti kemauan istrinya. Na’udzubillah.
  9. Malu mengakui orang tuanya. Sebagian orang merasa malu dengan keberadaan orang tua dan tempat tinggalnya ketika status sosialnya meningkat. Tidak diragukan lagi, sikap semacam ini adalah sikap yang amat tercela, bahkan termasuk kedurhakaan yang keji dan nista.

Setiap anak tidak boleh menyakiti kedua ibu bapaknya, baik dengan perkataan maupun perbuatan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Bahkan, dalam Al-Qur’an disebutkan bahwa seorang anak tidak boleh mengatakan “ah” sebagaimana firman-Nya.

وَقَضَي رُبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوْا اِلَّا اِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسَانًا اِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُلْ لَهُمَا أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْ هُمَا وَقُلْ لَهُمَا قَوْلًا كَرِيْمًا.وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُلْ رَبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِيْ صَغِيْرًا.

“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah kepada selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu-bapakmu dengan sebaik-baiknya, jika salah seorang dari keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah mengatakan “ah” (“his”, ”cis”, “uf” dan semacamnya yang sifatnya menghina). Dan janganlah kamu membentak mereka, (akan tetapi) ucapkanlah kepada mereka ucapan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah, Wahai Tuhanku, kasihanilah mereka sebagimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil. (Q.S. Al-Isra: 23-34)

B.     Hadits dan Al-Quran Yang Mencakup Tentang Durhaka Kepada Kedua Orang Tua

وَقَضَي رُبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوْا اِلَّا اِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسَانًا اِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُلْ لَهُمَا أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْ هُمَا وَقُلْ لَهُمَا قَوْلًا كَرِيْمًا.وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُلْ رَبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِيْ صَغِيْرًا.

“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah kepada selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu-bapakmu dengan sebaik-baiknya, jika salah seorang dari keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah mengatakan “ah” (“his”, ”cis”, “uf” dan semacamnya yang sifatnya menghina). Dan janganlah kamu membentak mereka, (akan tetapi) ucapkanlah kepada mereka ucapan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah, Wahai Tuhanku, kasihanilah mereka sebagimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil. (Q.S. Al-Isra: 23-34)
Diriwayatkan dari Abdurohman bin Abi Bakkah, dari ayahnya, dia
berkata: “Rasulullah saw bersabda: Artinya:“Maukah kalian (jika) aku beritahukan kepada kalian dosa-dosa yang paling besar?” Kami (para sahabat ) menjawab: ‘Mau, wahai Rasulullah.” Beliau bersabda: ‘Menyekutukan (sesuatu) dengan Allah dan durhaka kepada kedua orang tua.” Saat itu beliau bersandar, lalu beliau duduk, kemudian bersabda: “Ketahuilah (juga) sumpah palsu dan kesaksian palsu. “Ketahuilah (juga) sumpah palsu dan kesaksian palsu.” Beliau terus mengulang-ngulang perkataan itu, sehingga aku berkata: “Beliau tidak mau diam.” (Shahih Bukhori, juz 187, hlm. 372, Hadits No. 5519)

C.    Hukuman Bagi Orang Yang Durhaka Kepada Orang Tuanya.
Umat Islam sepakat bahwa durhaka kepada kedua orang tua adalah suatu hal yang diharamkan dan termasuk dosa besar yang sudah disepakati keharamannya. Barang siapa yang durhaka kepada orang tuanya, maka Allah akan menghukumnya dengan hukuman yang berat, baik di dunia maupun di akhirat.
Adapun hukuman di dunia, orang yang durhaka kepada kedua orang tuanya akan berada dalam kemurkaan Allah. Hal ini sebagaimana yang dikabarkan oleh sang pembawa rahmat, Muhammad saw. Diriwayatkan dari ‘Abdulloh bin Amr’ bahwa dia berkata: “Rasulullah saw bersabda:
Artinya: “Ridho Allah itu terletak pada Ridho orang tua, dan murka Allah itu terletak pada murka kedua orang tua.” (Syu’ab al-Iman, Baihaqi, Juz 16, hlm. 338, Hadits no. 7584)
Barang siapa yang dimurkai Allah, maka dia akan dibenci olehNya, juga akan dibenci oleh seluruh makhlukNya, lebih dari itu, Allah dan malaikat akan melaknatnya.
Diantara hukuman bagi orang yang durhaka kepada kedua orang tua
adalah:
1.      Pelakunya menjadi sosok yang dilaknat oleh Allah. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah saw.
Artinya: “Allah melaknat orang yang mengubah batas (patok) tanah: Allah melaknat budak yang bertuan kepada selain tuannya; Allah melaknat orang yang menyesatkan jalan orang yang buta; Allah melaknat orang yang menyembelih (hewan) untuk selain Allah; Allah melaknat orang yang melakukan hubungan seksual dengan binatang; Allah melaknat orang yang durhaka kepada kedua orang tuanya; dan Allah melaknat orang yang melakukan perbuatan kaum Nabi Luth.” (Musnad Imam Ahmad, Juz 6, hlm. 298, Hadits no. 2765)
2.      Rizkinya akan dipersempit. Kalaupun rizkinya dilapangkan, itu merupakan istidraz (tipuan) baginya.
Dengan demikian, barang siapa yang berbakti kepada kedua orang tuanya, maka Allah akan melapangkan rizkinya. Hal ini sebagaimana yang dijelaskan dalam hadits:
Artinya:“Barang siapa yang ingin dipanjangkan umurnya oleh Allah dan dilapangkan rizkinya, serta dihindarkan dari kematian yang buruk, maka hendaklah dia bertaqwa kepada Allah dan membina hubungan silaturahmi.” (Al Mustadrak, al-Hakim, Juz 17, hlm 128, hadits no. 7389)
3.      Ajalnya tidak akan ditangguhkan
4.      Pelakunya berpeluang meninggal dunia dalam keadaan yang buruk, ia berpeluang meninggal dalam keadaan buruk, seperti mati dalam keadaan maksiat.
5.      Amalnya tidak diterima meskipun amal itu baik Itu disebabkan dia telah durhaka kepada kedua orang tuanya, diriwayatkan dari Abu Umamah al Bahili, bahwa Rasulullah saw  bersabda
Artinya: “Ada tiga (kelompok) yang Allah tidak akan menerima sharf dan tidak pula adl Nya, yaitu orang yang durhaka (kepada kedua orang tuanya); orang yang sering menyebut-nyebut apa yang telah dia
berikan; dan orang yang mendustakan taqdir.” (al-Ibaanah al-Kubraq, Ibnu Bathah, Juz 4, hlm 60 hadits no. 153)

D.    Sebab-sebab Anak Durhaka Dan Cara Mengatasinya
Ada beberapa hal yang menyebabkan seseorang durhaka kepada kedua orang tuanya, diantaranya:
1.      Tidak mengetahui keagungan orang tua dan tidak mengetahui hukuman
atas kedurhakaan itu, baik hukuman di dunia maupun di akhirat kelak.
2.      Adanya sikap orang tua yang lebih mengutamakan atau mementingkan
sebagian anak atas sebagian lainnya atau dalam kata lain adanya ketidak
adilan yang diberikan orang tua kepada anak-anaknya.
3.      Kelalaian dari orang tua dalam menafkahi anak-anaknya semasa kecil.
4.      Berteman dengan orang-orang yang buruk budi pekertinya yang mendorong sahabatnya menentang orang tuanya.

Diriwayatkan dari Abu Hurariroh r.a., dia berkata : “Rasulullah saw bersabda:
Artinya : “(Akhlak) seseorang itu tergantung pada akhlak sahabat karibnya. Karena itu, hendaklah salah seorang diantara kalian memperhatikan siapa yang digauli (nya).” (Musnad Imam Ahmad, Juz 16. hlm: 226, no Hadits 7685)
Itulah factor-faktor yang menyebabkan anak durhaka kepada orang tuanya. Namun jika ditelaah lebih lanjut, faktor utamanya adalah kesalahan orangtua dalam mendidik anak. Kesalahan tersebut bisa berupa kesalahan dalam menerapkan cara yang digunakan; seperti terlalu banyak aturan atau sikap orangtua yang terlalu keras dan kasar terhadap anak.
Sikap lemah lembut dan kasih sayang adalah modal utama dan kunci keberhasilan orangtua dalam mendidik anak. Inilah cara yang diajarkan Allah SWT kepada Rasulullah SAW dalam mendidik umatnya. Allah berfirman:
“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal kepada-Nya.” (Ali Imran: 159).
Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa Rasulullah bersabda, “Kelembutan adalah hiasan bagi segala sesuatu.” (HR. Muslim, bab Al-Birru).
Sikap lemah lembut dalam mendidik anak merupakan faktor yang sangat mendukung keberhasilan pendidikan anak. Orangtua selayaknya memahami bahwa anaknya bukanlah malaikat yang tidak pernah berbuat salah, dan bukan pula setan yang tidak memiliki sisi kebaikan.

E.     Kisah Nyata Tentang Anak Yang Durhaka Kepada Orang Tuanya.
Kisah ini terjadi pada zaman Rasulullah saw. Pada suatu hari Rasulullah saw mendatangi seorang pemuda saat menjelang kematiannya. Beliau membimbingnya agar membaca kalimat tauhid, Lâilâha illallâh, tapi pemuda itu lisannya terkunci.
Rasulullah saw bertanya kepada seorang ibu yang berada di dekat kepala sang pemuda yang sedang sakratul maut: Apakah pemuda ini masih punya ibu? Sang ibu menjawab: Ya, saya ibunya, ya Rasulullah.
Rasulullah saw bertanya lagi: Apakah Anda murka padanya?
Sang ibu menjawab: Ya, saya tidak berbicara dengannya selama 6 tahun.
Rasulullah saw bersabda: Ridhai dia!
Sang ibu berkata: Saya ridha padanya karena ridhamu padanya.
Kemudian Rasulullah saw membimbing kembali kalimat tauhid, yaitu Lâilâha illallâh.
Kini sang pemuda dapat mengucapkan kalimat Lâilâha illallâh.
Rasulullah saw bertanya pemuda itu: Apa yang kamu lihat tadi?
Sang pemuda menjawab: Aku melihat seorang laki-laki yang berwajah hitam, pandangannya menakutkan, pakaiannya kotor, baunya busuk, ia mendekatiku sehingga membuatku marah padanya.
Lalu Nabi saw membimbinnya untuk mengucapkan doa:
Wahai Yang Menerima amal yang sedikit dan Mengampuni dosa yang banyak, terimalah amalku yang sedikit, dan ampuni dosaku yang banyak, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun dan Maha Penyayang.”)
Sang pemuda kini dapat mengucapkannya. Nabi saw bertanya lagi: Sekarang lihatlah, apa yang kamu lihat? Sang pemuda menjawab: sekarang aku melihat seorang laki-laki yang berwajah putih, indah wajahnya, harum dan bagus pakaiannya, ia mendekatiku, dan aku melihat orang yang berwajah hitam itu telah berpaling dariku. Nabi saw bersabda: Perhatikan lagi. Sang pemuda pun memperhatikannya. Kemudian beliau bertanya: sekarang apa yang kamu lihat?
Sang pemuda menjawab: Aku tidak melihat lagi orang yang berwajah hitam itu, aku melihat orang yang berwajah putih, dan cahayanya meliputi keadaanku. (Bihârul Anwâr 75: 456).

 BAB II
 PENUTUP

A.    Kesimpulan
Orang yang menyia-nyiakan hukum, yang durhaka kepada kedua orang tuanya, yang melupakan apa yang menjadi kewajibannya dan apa yang ada di depannya hendaklah berbuat baik kepada mereka. Itu adalah ketetapan agama, sedangkan kamu telah menerima hukum itu tetapi kamu masih melakukan kejelekan.
Sang ibu telah mengandung kamu dalam perutnya selama sembilan bulan yang seolah-olah seperti sembilan tahun. Wanita tersebut mengalami kesulitan ketika melahirkan kamu dengan perasaan yang tidak enak. Kamu disusui dengan teteknya, dan karena itulah hingga akhirnya ibu itu mengantuk. Dalam beberapa malam dia bangun, karena kamu menangis. Kamu bisa membayagkannya sejak lahir. Kesulitan itu telah menghimpit jantung ibu. Beberapa kali ibu membersihkan kotoran kamu. Itupun dengan tangan kanan.dll.
Jadilah anak yang shaleh-shalehah, yang berbakti kepada orang tua, InsyaAllah Allah akan memberikan surganya untuk kita.

B.     Saran
Demikian makalah ini kami buat, Salah dan khilaf itu semua datangnya dari kami, dan yang benar semuanya hanya dari Allah. Wallahua’lam bis-shawaab.  Adapun harapan dari kami adalah adanya saran maupun kritik yang dapat membagun bagi penyusun untuk pembuatan tugas yang selanjutnya.
DAFTAR RUJUKAN

http://catatankecilblogspot.blogspot.com/2013/02/makalah-durhaka-kepada-orangtua.html
http://syamsuri149.wordpress.com/2008/10/09/akibat-durhaka-kepada-orang-tua/ (diakses pada 10 oktober 2011 pukul 16.50 wib)
http://anakshalih.wordpress.com/2007/06/25/haramnya-durhaka-kepada-orang-tua/ (diakses pada 10 oktober 2011 pukul 17.12 wib)

2 comments:

  1. saya dulu pernah melakukan dosa besar, tp saya sdh beberapa thn tdk berani melakukannya alias tobat , karena azab alloh sangat kejam, mengerikan, biadab, tdk berperikemanusiaan. bikin saya kapok.. meski sdh tobat msh kena azab juga.. seakan alloh bukan menghendaki saya kembali ke jalan yg bnr, tp menghendaki saya binasa.. dulu saya jarang sholat, rajin maksiat saya susah jodoh dan rejeki. tp skrng saya rajin sholat, jarang maksiat tetap susah jodoh dan rejeki.

    ReplyDelete
  2. Betfred Casino (BET) - Mapyro
    Betfred Casino. 시흥 출장샵 2.5. Welcome Bonus; 충청남도 출장마사지 100% up to €100 · 100% 양주 출장마사지 up to €100. 20x deposit bonus · 1x 토토 사이트 홍보 bet · 100% up to €300 · 100% up to €250 태백 출장안마 · 100

    ReplyDelete